Perekonomian Vietnam berada dalam posisi ke-47 terbesar di dunia menurut produk domestik bruto nominal (PDB) dan ke-35 terbesar di dunia bila diukur berdasarkan keseimbangan kemampuan berbelanja (PPP). Negara ini juga merupakan anggota APEC, ASEAN dan WTO.
Sejak pertengahan 1980-an, ketika masa reformasi Doi Moi, Vietnam telah bergeser dari ekonomi terencana terpusat menjadi ekonomi campuran yang menggunakan perencanaan indikatif melalui rencana lima tahun. Selama periode itu, ekonomi telah mengalami pertumbuhan yang pesat. Pada abad ke-21, Vietnam dalam periode yang terintegrasi ke dalam ekonomi global. Hampir semua perusahaan Vietnam adalah usaha kecil dan menengah (UKM). Vietnam telah menjadi eksportir pertanian terkemuka dan menjadi negara tujuan yang menarik bagi investasi asing di Asia Tenggara. Saat ini ekonomi Vietnam bergantung sebagian besar pada investasi langsung asing untuk menarik modal dari luar negeri untuk mendukung ekonominya.[11] Investasi Asing di hotel mewah dan dan resorts naik untuk mendukung industri pariwisata.[12]
Menurut perkiraan PricewaterhouseCoopers pada bulan Februari 2017, Vietnam mungkin menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. Potensi tingkat pertumbuhan PDB tahunan sekitar 5,2%, menjadikan ekonomi negara ini berada pada urutan ke-20 terbesar di dunia pada tahun 2050.[13]
Daftar isi
1 Sektor-sektor ekonomi
1.1 Pertanian, perikanan dan kehutanan
1.2 Energi, pertambangan dan mineral
2 Mata uang, nilai tukar dan inflasi
2.1 Mata uang
2.2 Nilai tukar
3 Referensi
Sektor-sektor ekonomi
Bank Nasional Vietnam, Ho Chi Minh City.
Pertanian, perikanan dan kehutanan
Pada tahun 2003, Vietnam memproduksi sekitar 30,7 juta meter kubik kayu. Pada tahun 1992, dalam menanggapi berkurangnya hutan, Vietnam memberlakukan larangan ekspor kayu bulat dan bahan baku kayu. Pada tahun 1997, larangan itu diperpanjang untuk semua produk kayu kecuali artefak kayu. Selama tahun 1990-an, Vietnam mulai membebaskan lahan untuk hutan dengan program penanaman pohon.[14]
Industri perikanan Vietnam memiliki sumber daya yang melimpah berkat panjang pantainya yang luar biasa dan jaringan sungai dan danaunya yang ekstensif. Pada tahun 2003, total tangkapan sekitar 2,6 juta ton. Namun, ekspor makanan laut meningkat empat kali lipat antara tahun 1990 dan 2002 hingga lebih dari US$2 miliar, digerakkan oleh peternakan udang dan lele di Selatan. Dengan menjual udang dan lele dalam jumlah besar ke AS, Vietnam memicu keluhan antidumping oleh AS, menyebabkan dikenakannya tarif ikan lele dan sedang dipertimbangkan untuk hal yang sama untuk udang. Pada tahun 2005, industri makanan laut mulai berfokus pada permintaan domestik untuk mengkompensasi penurunan ekspor.[14]
Vietnam adalah salah satu negara pengekspor beras terbesar di dunia, tapi keterbatasan peralatan petani Vietnam skala kecil menyebabkan kualitas produksinya menurun.[15]
Energi, pertambangan dan mineral
Minyak bumi adalah sumber energi utama, diikuti oleh batubara, yang memberikan kontribusi sekitar 25% dari energi negara itu (termasuk biomassa). Cadangan minyak Vietnam berada di kisaran 270-500 juta ton. Produksi minyak naik dengan cepat ke 403.300 barrels per day (64.120 m3/d) pada tahun 2004, tetapi keluaran ini diyakini telah mencapai puncak dan diperkirakan menurun bertahap.
Pada tahun 2003, pertambangan dan penggalian menyumbang 9.4% dari PDB, dan mempekerjakan 0.7% angkatan kerja. Minyak bumi dan batubara adalah ekspor utama. Mineral lain yang juga ditambang adalah antimon, bauksit, kromium, emas, besi, alam fosfat, timah, dan seng.[14] Minyak mentah adalah komoditi ekspor terbesar Vietnam sampai akhir tahun 2000-an, ketika perusahaan listrik teknologi tinggi muncul menjadi penyumbang ekspor terbesar (pada tahun 2014, minyak mentah hanya menyumbang 5% ekspor Vietnam, sedangkan pada tahun 1996 mencapai 20% dari total ekspor). Hal ini karena di Vietnam sumbangsih minyak mentah mencapai puncaknya di tahun 2004, ketika mewakili 22% dari semua pendapatan ekspor.[16] Ekspor minyak bumi di Veitnam dalam bentuk minyak mentah karena Vietnam memiliki kapasitas penyulingan sangat terbatas. Kilang satu-satunya Vietnam di di Cat Hai, dekat Ho Chi Minh City, memiliki kapasitas hanya 800 barrels per day (130 m3/d). Per tahun 2012, Vietnam hanya memiliki satu kilang, kilang minyak Dung Quat, tapi yang kedua, Kilang Nghi Son direncanakan dan dijadwalkan konstruksi pada Mei 2013.[14][17]
Cadangan antrasit batubara negara ini diperkirakan 3,7 miliar ton. Produksi batubara hampir 19 juta ton pada tahun 2003, sedangkan pada tahun 1999 hanya 9,6 juta ton. Cadangan potensi gas alam 1,3 triliun meter kubik.
Comments
Post a Comment